Tuan,
Rasanya baru kemarin ketika kita berangan sampai tinggi dan tak akan terbenam.
Kenapa ternyata kita berpindah lain arah?
Bukannya kita sama-sama ingin pergi bersama memandang langit diujung sabang?
Bukannya kita akan bersama menikmati matahari terbenam saat tari kecak dimulai?
Tuan,
Ego memang tak akan kunjung padam saat berapi.
Ku tahu kemarin dan sekarang hidupmu penuh dengan hal baru.
Tapi pernah hanya untukku saja.
Rasanya susah memulai suatu yang akan baru.
Keganjilan hampir menyesakkan dada ini dan membuat kaki terasa seperti tertimpa batu.
Sesak sekali, Tuan.
Sangat berbekas dan tak akan bisa hilang.
Dan Ketika sekarang semuanya rasa berbeda.
Tapi nyatanya tak bisa bohongi hati ini.
Bahwa tak ada lagi tempatnya untukmu.
Aku rasa aku hanya akan begini sesaat saja.
Tapi tak kunjung berhenti, kakiku masih terikat jangkarmu.
Tuan,
Aku harus apa?
Aku tak berani untuk maju, ego ku kuat.
Belum sempat memulai, aku rasa takut.
Kau takkan pernah merasakan rasanya.
Kau tak akan pernah tau perasaan yang dirasakan.
Kau mungkin bisa menenangkan tanpa bisa membantu.
Tuan,
Selamat malam. bahagiamu jadi bahagiaku.
Tak akan aku lupa rasa yang ketika itu singgah, hingga ragamu disini tapi hatimu tidak.
Perintahmu ku turuti sama ketika akhirnya kau turuti mau hatiku.
Ku sudahi saja hidup resah.
credit image : google
Rasanya baru kemarin ketika kita berangan sampai tinggi dan tak akan terbenam.
Kenapa ternyata kita berpindah lain arah?
Bukannya kita sama-sama ingin pergi bersama memandang langit diujung sabang?
Bukannya kita akan bersama menikmati matahari terbenam saat tari kecak dimulai?
Tuan,
Ego memang tak akan kunjung padam saat berapi.
Ku tahu kemarin dan sekarang hidupmu penuh dengan hal baru.
Tapi pernah hanya untukku saja.
Rasanya susah memulai suatu yang akan baru.
Keganjilan hampir menyesakkan dada ini dan membuat kaki terasa seperti tertimpa batu.
Sesak sekali, Tuan.
Sangat berbekas dan tak akan bisa hilang.
Dan Ketika sekarang semuanya rasa berbeda.
Tapi nyatanya tak bisa bohongi hati ini.
Bahwa tak ada lagi tempatnya untukmu.
Aku rasa aku hanya akan begini sesaat saja.
Tapi tak kunjung berhenti, kakiku masih terikat jangkarmu.
Tuan,
Aku harus apa?
Aku tak berani untuk maju, ego ku kuat.
Belum sempat memulai, aku rasa takut.
Kau takkan pernah merasakan rasanya.
Kau tak akan pernah tau perasaan yang dirasakan.
Kau mungkin bisa menenangkan tanpa bisa membantu.
Tuan,
Selamat malam. bahagiamu jadi bahagiaku.
Tak akan aku lupa rasa yang ketika itu singgah, hingga ragamu disini tapi hatimu tidak.
Perintahmu ku turuti sama ketika akhirnya kau turuti mau hatiku.
Ku sudahi saja hidup resah.
credit image : google