Hari itu hampir tengah malam,
tak kusangka aku berdiri disini untuk terakhir kalinya........
mata ku tertuju padanya
tak selang aku terjatuh di lantai
seperti bunga teratai
badanku berkembang naik turun
berbisik pedih, menusuk jiwa, tergores hati.....
aku terasa tercabik oleh seratus harimau didepan ku
tak kunjung henti rasa yang mau pergi
beradaptasi walau terlalu sulit ku nanti
ada kala ku pejamkan mata hingga akhirnya aku tak sadar
tetapi hanya mimpi....
seperti tersambar listrik dengan ketegangan tertinggi didunia
mencoba bergerak walau tangan terpisah
walau sedikit ku dengar nada senandung tak kunjung terhenti
seperti pesta yang tak mau terlalu meriah
hampir ku kunyah cairan merah yang mengalir dari mata
walau seperti air mata....
terampas oleh sinar dan masuk terikat
yang mengerti hanya orang yang sudah seperti ini
aku berpesan bahwa tiada yang kekal
sebentar lagi semua terampas oleh orang-orang yang punya dosa
hidup pun tidak.....
mata dan batin yang terawa dengan ular yang selalu mengeluarkan bisa
aku berpesan dunia akan berakhir
distorsi musik menghantam dada dengan kencang
jerit jiwa tak kunjung hilang
wahai dunia, apa pun yang kau beri...
aku tak akan pernah menyesal