Awalnya,

By Rai Hammadiyah - 11:59 PM

Sudah hampir 25tahun sejak kepergianku untuk tidak kembali kesini karena kenangan yang terlalu dalam menyakitiku..
dulu disini aku dan kedua orang tuaku bersama dua adik laki-laki kembarku yang menurutku terlalu lucu untuk kubunuh..
tetapi apa daya saat aku beranjak diumur 18 ku, aku terlalu bimbang untuk menjadi seorang remaja yang tak tahu ingin melakukan apa untuk masa depannya, sudah ku lakukan apapun yang menurut ku itu akan membantu orangtua ku, gagal rasanya sakit.. ayah selalu memberi pukulannya ke kepalaku berkali-kali hingga hidungku mengeluarkan darah secara sengaja aku tahu.... bukan sekali tetapi berkali-kali.. ibu hanya melihat tak berani memisahkan begitu kedua adikku.. hingga saatnya dunia memberiku jalan dihidupku..
langit berbicara, saat itu sudah hampir tengah malam... masih pada malam itu, aku berjalan menuju ruang keluarga rumahku, bukan saatnya untuk menonton televisi malam itu, tetapi tanganku menyambar benda dan berjalan kembali menuju kamarku..
aku lupa niatku berjalan ke ruang tengah, saat ku lihat jam dinding kamarku 00.00..
lagi dan lagi aku memegang kepalaku yang tadi sore mengeluarkan cairan darah sangat kental karena ayah menaruh vas bunga dikepalaku.. kuturunkan tangan ku kedadaku, sakit rasanya...
kususuri koridor kamar ayah dan ibu ku, mereka tidak ada ditempat tidurnya saat itu, aku tak tahu..
hampir tertegun dan akhirnya tertegun saat melihat ayah berlumur darah, tancapan tiga pisau tertancap di dada ayah saat kucoba dekati dia, tak bisa menangis mulutku hanya terbuka lebar, hingga ku cari ibuku di seberang ayah, tak ada... dimana ibu?
kulihat di bawah tempat tidurnya, memang disana tempatnya.... ku jatuhkan enam pisau yang kubawa saat ku ambil diruang tengah tadi, satu pisau tertancap di samping kanan tubuhnya..
akhirnya air mata ku jatuh, aku mencoba berdiri dan berlari menuju kamar adik kembarku...
tak tertolong, saat ku buka pintu kamarnya hanya setengah yang terbuka hingga kusadari dibawah lantai tergeletak adik kecilku dengan satu pisau dibelakang tubuhnya, dan aku mencoba mencari satu adik laki-laki ku lagi, kutemukan ia di kamar mandinya dibawah shower yang menyala dengan satu tancapan pisau pas sekali dijantungnya.. aku hampir gila Tuhan..
hingga ku dengar ada yang berlari di koridor rumahku, aku coba mengikuti, yang kulihat bayangan hitam yang hampir menyerupai ku, ia berkata "hidupmu tidak akan seperti dulu", hingga aku sadar itu memang diriku. hidupku penuh dengan Halusinasi, hingga aku sadar semua memang terjadi.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments