~4 PNJR~

By Rai Hammadiyah - 7:17 PM

Mari memulai dengan lembut
Aku berjalan tanpa henti menuju utara
Tampak lembab tak mengering
Jejak kaki sang srigala menembus hingga tanah paling dalam dibawah telapakku
Langit tak berujung membawaku mulai merasuk dalam jiwa sang mentari
Walau gelap aku mengira terang
Kakiku mulai tajam menghantam tanah
Hampir tak bisa lagi aku melangkah
Kuno rasanya memakai kata itu
Tapi jiwa tetap terletak dalam raga yang mulai letih mendaki gurun
Utara pun tak kunjung datang
Ranting pohon melengking bersuara tak kunjung hidup
Berlari-lari mendaki-daki
Rasanya seperti telanjang menerjang dan memanjang menggumpal dalam benak
Rasa yang dirasa pun lebih kebal dari cabikan singa hutan yang merobek dada dan mengoyak perut
Bukan pengertian tetapi pengartian
Makna dalam hati menelaah jauh hingga datang nya selatan dalam benak pikiran laki-laki berhidung belang
Makna yang terjalin dalam simponi kematian
Seperti jalan dengan suratan takdir
Menaksir dentingan piano yang rupanya hanya sebuah gitar klasik yang dimainkan sang piawai dari barat
Alangkah indahnya utara berlari dalam benak sang remaja yang sekarang mulai tumbuh berkembang hingga dapat terlihat seperti mulai menjajaki perasaan
Apa yang dilihat meski bukan luka tapi dapat terluka
Memang hati tak dapat berbicara
Tetapi dunia mengerti apa yang akan dilakukan oleh sekawanan harimau berduri dari timur
Tidak sampai menerjang, hidungnya sudah patah
Melatih tanpa letih untuk empat penjuru mata angin
Moral nya begitu lah hidup.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments